|
Meja Kerja (sengaja diberantakan) |
Tanpa disengaja Bang Afiat dan aku bertemu dengan supervisorku Dr. Specht beliau adalah seorang PD (asisten Professor) di institut tersebut, beliau menanyakan beberapa hal dan memintaku untuk menemuinya di ruangannya sore itu. Sore harinya aku menepati permintaannya untuk menemuinya di ruangan beliau, beliau bermaksud untuk menanyakan beberapa hal yang berhubungan dengan penelitianku yang akan ku kerjakan disana. Beliau memulainya dengan percakapan ringan mengenai perjalanan, dan kesan pertama mengenai Jerman dan penginapan serta biaya untuk aku tinggal disana, aku menjawab sekenanya saja dan akhirnya pertanyaan yang ku takuti itu muncul juga "lets discuss about your project" oh my god, saat itu aku benar-benar seperti ditodong. Entah mengapa dari pagi hari sepertinya aku merasa kehilangan sesuatu dalam diriku, aku melupakan bagaimana cara berbicara bahasa inggris, ini benar-benar terjadi padaku. Tahu apa yang kulakukan saat itu adalah, banyak meminta maaf karena aku tidak bisa menjelaskan hal itu kepada beliau namun akhirnya aku sedikit memberi gambaran tentang proyekku dengan menggunakan gambar, layaknya anak SD menggambar aku menggambar orang-orangan, nyamuk yang sangat jelek, beberapa panah keatas dan kebawah untuk menunjukkan peningkatan/penurunan, moment dimana aku sangat merasa gagal dan menyesal mengapa bisa orang sepertiku yang berangkat ke sini, orang yang bahasa inggrisnya sangat dibawah standart. Akhirnya beliau memaklumi dan menyarankan aku untuk pulang dan istirahat. Aku menceritakan hal itu pada Bang Afiat dengan nada sedikit kesal dengan diriku, namun sungguh bersyukur dikenalkan dengan seorang Bang Afiat, dia memberiku semangat untuk bangkit, aku harus benar-benar
berusaha belajar jangan sampai membuat malu nama institusi universitas dan
pihak konsorsium yang telah memilihku. Aku sadar akan "no pain no
gain" dan "aku harus bangkit dan mengusahakannya". Aku coba menghubungi supervisorku di
Indonesia untuk memberikan aku saran, akhirnya beliau mengirimkan aku beberapa
materi untuk aku pelajari dan untuk aku sampaikan kepada supervisorku disini.
Kira-kira aku membutuhkan tiga hari untuk
penyesuaian diri, sebelum aku benar-benar bisa membiasakan diri berada di
lingkungan yang tidak biasa aku hadapi sebelumnya. Ternyata benar, semua butuh
proses selang tiga hari kemudian aku mulai bisa memulai percakapan dengan
member lab lainnya, bahkan sudah mulai bisa mengajak beberapa teman untuk
sekedar bercanda ya walaupun aku tahu bercandaanku gak lucu bagi mereka dan
mereka mengusahakan untuk tertawa (aku adalah tipikal orang yang suka bercanda).
Akhirnya dengan bekal beberapa materi dari Bu Kartika aku menjelaskan maksud
dan tujuanku datang ke lab beliau, beliau memberikan beberapa kemungkinan yang
bisa aku lakukan dan setelah diskusi panjang dengan Supervisorku di Indonesia
juga diputuskan aku melakukan dua penelitian, yang pertama adalah berkaitan
dengan kultur sel PBMC (Pheripheral blood Monouclear Cell) dan kultur sel Plasmodium falciparum , untuk kultur sel
PBMC aku disarankan untuk banyak berguru pada ahli PBMC di lab itu yaitu
seorang PhD Student bernama Katawa, dan untuk belajar mengkulturkan sel
plasmodium aku disarankan untuk belajar pada seorang teknisi bernama Martina.
Kedua orang ini sangat banyak membantuku selama aku belajar di Lab tersebut,
dari segi skill menggunakan alat yang sebelumnya belum pernah aku tahu, dan
juga beberapa tehnik yang baru aku pelajari dalam mengkulturkan sel.
|
Uniklinikum Bonn, Germany |
Selain mengenai urusan lab, aku juga
dituntut untuk segera mendapatkan Flatku sendiri. Supervisorku disini sangat
baik, beliau juga mengusahakan beberapa alternatif flat selain aku juga
mencarinya, sempat beliau menawarkan untuk tinggal bersama dengan keluarga
Jerman namun aku tidak begitu tertarik. Sampai akhirnya aku mendapat kabar baik
dari salah seorang PhD student dari Indonesia yang mau membagi kamarnya
denganku, Bang Ghiffari namanya beliau adalah dokter sekaligus Dosen di FK
UNSRI. Tidak terkejut memang semua orang Indonesia yang disini adalah seorang
dokter karena Uniklinikum adalah Universitas yang Khusus menyediakan focus
dibidang kedokteran dan kesehatan. Aku putuskan untuk memilih tinggal bersama
bang Ghiffari sekamar dan seorang temannya yang berasal dari Nepal bernama
Ramesh. Kami bertiga hidup damai di rumah kecil di halaman belakang rumah
seorang Janda Tua bernama Erika (seorang native yang tinggal sendiri namun
mengenal baik Internet dan teknologi) di Lessenich Kapelle, Laurentius
strasse-Bonn.
|
Prosesi pembuatan bakso ala anak Venusberg |
Minggu pertama untuk menyambut kedatanganku
(GeeR) para abang-abang yang telah lama tinggal di Venusberg = Gunung Venus
(nama daerah Uniklinikum Bonn) mengadakan pesta kecil-kecilan dengan acara
membuat mie Bakso dan ketan hitam. Seorang PhD student yang juga seorang dokter
lulusan UNDIP bernama Bang Muhammad membawa bubur ketan hitam, kami sudah
membeli beberapa bahan untuk membuat mie bakso seperti Mie indomei (kalo di
Bonn harga satu bungkus Indomie sekitar
10.000 rupiah hanya di jual di Asian Mart), daging yang halal (dibeli di toko
Turki) tepung dan beberapa macam bumbu. Cukup menyenangkan kegiatan itu dengan
suasana kekeluargaan yang hangat (karena udara diluar cukup dingin), itu
pertama kalinya aku membuat bakso dan memakan hasil masakanku yang rasanya luar
biasa. Namun kami tidak sadar dengan kehadiran Ramesh di rumah itu yang
notabene agamanya adalah Hindu yang menganggap sapi adalah dewa, “it’s so rude
right”…. Kita dengan riang membuat bakso daging sapi, maafkan kami brother. to be continued.....
|
Formasi Lengkap Genk Venusberg |
1 komentar:
KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomornya yang AKI
berikan 3 angka [219] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main NOMORl
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA WARSITO,,di no (((085-342-064-735)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang NOMOR 790 JUTA , wassalam.
Posting Komentar